009. Toba Big Bang: Ludwing Nommensen (1834-1918) dan Tanah Batak

Hampir semua orang Batak di Sumatra Utara, terutama yang beragama Kristen mengenal orang bernama Ludwig Ingwer Nommensen, seorang penginjil dari Jerman yang tinggal selama 56 tahun bersama masyarakat Batak di sekitar Danau Toba yang telah mengubah karakter orang2 Batak dari semula.

Dalam perjalanan Geotrek Indonesia ke Danau Toba ini, nanti kita akan melihat tokoh ekstrem lain ini bersama segala hambatan dan perlawanan atasnya, tetapi yang karena kepercayaan dan imannya yang luar biasa, ekstremitas dan mental bajanya berhasil mengubah banyak karakter danhidup orang Batak. Orang yang mempelajari suku Batak tak bisa mengabaikan peran Ludwig Nomensen, yang datang penuh semangat ke wilayah ini pada umur 28 tahun, menaklukkan kepercayaan Animisme di antara suku Batak dan menggantikannya dengan kepercayaan Kristen dalam suatu perjuangan lebih dari 40 tahun. Ompu Nommensen, begitu ia biasa dipanggil orang2 Batak, mencintai Tanah Batak. Ia tak pernah kembali lagi ke Jerman. Nommensen meninggal dunia pada 1918 dandimakamkan di Sigumpar, sebuah desa di tepi selatan Danau Toba.

Danau Toba dan Pulau Samosir serta pegunungan di sekitarnya pada abad ke-19 dan ratusan tahun sebelumnya adalah wilayah yang secara geografi sulit didatangi orang. Wajar, kalau kondisi ini sangat memengaruhi pandangan hidup orang Batak. Kawasan pemukiman keenam kelompok suku Batak terbesar berada di sekitar Danau Toba, dari utara ke selatan ialah: Batak Karo, Pakpak, Simalungun, Toba, Angkola,dan Mandailing.

Nommensen bukan penginjil pertama yang datang ke Tanah Batak, penginjilan Tanah Batak telah dimulai tahun 1820, hampir 50 tahun sebelum Nommensen menjejakkan kakinya di Tanah Batak. Tetapi yang terdahulu2 gagal, sebab kalau tak dihambat oleh Pemerintah Belanda yang tak mau Suku Batak menjadi sadar akan kedudukannya yang sama di mata Tuhan, maka dihambat oleh orang2 Batak sendiri yang tak suka kehadiran para kulit putih ini, yang menurut mereka mengganggu keselarasan dalam hidup. Kanibalisme adalah hukuman bagi semua pengganggu keselarasan hidup, begitu hukum saat itu, yang biasanya ditujukan bagi lawan perang, pezinah, pengkhianat dan mata2. Beberapa penginjil asing hilang tak ditemukan, diduga telah dikenai hukuman kanibalisme. Bagaimana Ludwig Nommensen berhasil, tentu kisah menarik tersendiri.

Mari kita mengenal Toba lebih dekat, mengenal erupsinya yang merupakan terbesar di dunia pada masa prehistori, 74.000 tahun yang lalu, yang mungkin berpengaruh kepada penciutan arus migrasi manusia saat itu, kita telusuri jejak2 letusan megakolosalnya, sambil menikmati panorama Danau Toba yang permai; juga mengenal Suku Batak di sekitarnya yang tak bisa dipisahkan dari seorang Jerman bernama Ludwig Ingwer Nommensen menurut gambaran dari Johann Werneck, murid danpenerus Nommensen yang menuliskannya dalam “Ludwig I. Nommensen, Ein Lebensbild” (Warneck, 1928-Barmen).

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s