Telah sejak lama Indonesia diminati para ahli geologi. Hal ini tak lepas dari keindahan Nusantara sebagai gugusan kepulauan di wilayah khatulistiwa, seperti kata Multatuli (1860) : ”…een gordel van smaragd die zich slingert rond de evenaar…” (sabuk zamrud yang berjajar sepanjang Khatulistiwa)
Kita bisa kutip di sini pendapat-pendapat para ahli geologi yang pernah menekuni geologi Indonesia dan telah menghasilkan karya-karya yang patut menjadi referensi yang baik.
van Bemmelen (1949) : “The East Indian Archipelago is the most intricate part of the earth’s surface…The East Indies are an important touchstone for conceptions on the fundamental problems of geological evolution of our planet…”
Katili (1973) : “Differences in the geological environment of the various arc-trench systems in Indonesia are responsile for the complexity and discrepancies in the geology between the numerous islands”
Hamilton (1979) : “Indonesia represents an ideal level of complexity for analysis within the framework of available concepts of plate tectonics ”
Simandjuntak dan Barber (1996) : “The Indonesian archipelago represents an immensely complicated triple junction, involving a complex pattern of small marginal ocean basins and microcontinental blocks bounded by subduction zone, extensional margins, and major transcurrent faults”
Hall dan Blundell (1996) : “Indonesia is probably the finest natural geological laboratory in the world…It is a spectacular region in which the manifestations and processes of plate collision can be observed at present and in which their history is recorded”
Sukamto (2000) : “…Indonesian Region…has proved to be very attractive to the earth scientists…Many earth scientists have attempted to explain the various unique geological phenomena by theories, hypotheses and models ”
Dari segi ilmu kebumian, Indonesia benar-benar merupakan daerah yang sangat menarik. Kepentingannya terletak pada rupabuminya, jenis dan sebaran endapan mineral serta energi yang terkandung di dalamnya, keterhuniannya, dan ketektonikaannya. Oleh sebab itulah, berbagai konsep geologi mulai berkembang di sini, atau mendapatkan tempat untuk mengujinya (Sukamto dan Purbo-Hadiwidjoyo, 1993).
Inilah wilayah yang memiliki salah satu paparan benua yang terluas di dunia (Paparan Sunda dan Paparan Sahul), dengan satu-satunya pegunungan lipatan tertinggi di daerah tropika sehingga bersalju abadi (Pegunungan Tengah Papua), dan di sini pulalah satu-satunya di dunia terdapat laut antarpulau yang terdalam (-5000 meter) (Laut Banda), dan laut sangat dalam antara dua busur kepulauan (-7500 meter) (Dalaman Weber). Dua jalur gunungapi besar dunia (Mediterania dan Sirkum Pasifik) bertemu membelit Nusantara. Beberapa jalur pegunungan lipatan dunia pun saling bertemu di Indonesia.
Dinamika tektonik Indonesia termasuk yang paling aktif di dunia, yang dicirikan oleh aktivitas gunungapi dan kegempaan. Erupsi besar gunungapi skala dunia pernah terjadi di Indonesia, misalnya Toba (sekitar 74.000 tahun yang lalu), Tambora (1815), dan Krakatau (1883). Erupsi ketiga gunungapi ini pada masanya telah mengubah lingkungan fisik geosfer, hidrosfer, atmosfer dan biosfer secara global. Gempa dahsyat setara dengan 9.0 skala Richter juga belum lama ini terjadi di Indonesia (Aceh, Desember 2004) menyebabkan tsunami dahsyat di sepanjang sisi utara Samudera Hindia yang merenggut nyawa sekitar seperempat juta penduduk dunia.
Laut yang luas di wilayah tropika, yang hangat sepanjang tahun, telah membuat Indonesia menjadi kawasan perkembangan terumbu karang terkaya di dunia. Kawasan Indonesia memiliki spesies hewan karang (scleractinian coral) paling banyak di antara laut-laut tropis di seluruh dunia yang melingkar equator sejak Afrika-Indonesia-Pasifik baratdaya sampai Karibia. Dasar laut di Nusantara juga sangat kompleks, mencerminkan kompleksitas geologinya. Tak ada negara lain di dunia yang mempunyai relief dasar laut yang begitu beragam seperti di Nusantara (Nontji, 2002). Hampir semua bentuk topografi dasar laut ada di Nusantara : palung laut dalam, cekungan atau pasu dalam yang terkurung, lereng yang curam, rangkaian pegunungan bawahlaut, gunungapi bawah laut, dan paparan dangkal. Begitupun kekayaan biota laut Nusantara, tak ada duanya di dunia (Nontji, 2000).
Indonesia juga karena aktivitas geologinya, kaya akan berbagai mineral dan sumber energi yang sangat dibutuhkan manusia. Salah satu jalur timah terkaya di dunia menjulur sampai di Nusantara di wilayah-wilayah Riau Kepulauan sampai Bangka-Belitung, berbagai jalur mineralisasi emas, perak, dan tembaga membelit Sumatra, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Papua. Tambang emas dan tembaga di Pegunungan Tengah Papua yang diusahakan Freeport termasuk deposit emas terkaya di dunia. Indonesia juga kaya akan mineralisasi nikel dan kromit berkat tersingkapnya beberapa massa kerak samudera di wilayah Indonesia Timur (Sulawesi Timur, Kepulauan Maluku, utara Papua).
Cekungan-cekungan sedimen pengandung lapisan minyak dan gas tersebar luas di Indonesia. Sebuah pemetaan cekungan yang pernah dilakukan BPMIGAS pada 2008 mengidentifikasi Indonesia mempunyai 86 cekungan besar dan kecil, 17 di antaranya merupakan cekungan penghasil minyak dan gas; sisanya, 69 cekungan, bisa diharapkan sebagai potensi migas Indonesia masa depan. Batubara Indonesia juga jumlahnya cukup besar dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, baik ditambang sebagai bahan pencampur pembuatan baja, bahan bakar energi pembangkit listrik, maupun pemanfaatan kandungan gas metana. Jalur-jalur volkanik Indonesia membuka peluang pemanfaatan energi panas bumi, terutama di wilayah-wilayah yang aktivitas volkanismenya telah menurun. Indonesia adalah wilayah dengan potensi panasbumi terbesar di dunia. Pembangkit-pembangkit listrik tenaga panas bumi seperi Salak, Patuha, Kamojang, Dieng, dan Lahendong adalah beberapa contoh pemanfaatannya.
Bagian tertentu Indonesia sangat baik untuk dihuni. Ini tidak hanya berlaku saat ini yang memungkinkan orang dapat bercocok tanam dan memperoleh hasil yang baik karena tanah subur dan air yang berlimpah, tetapi juga pada masa lampau, sebagaimana terbukti dengan temuan banyak fosil manusia purba (hominid) di beberapa tempat di Indonesia. Missing link evolusi manusia pertama kali ditemukan di Indonesia, yaitu Pithecanthropus erectus (Dubois, 1892). Maka, Indonesia penting dalam dunia paleoantropologi sebagai salah satu pusat buaian peradaban manusia di dunia.
Indonesia pun dibentuk oleh pertemuan dua dunia : asal Asia dan asal Australia. Ini mengakibatkan begitu kayanya biodiversitas Indonesia. Meskipun Indonesia hanya meliputi sekitar 4 % dari luas daratan di Bumi, tidak ada satu negeri pun selain Indonesia yang mempunyai begitu banyak mamalia, 1/8 dari jumlah yang terdapat di dunia. Bayangkan, satu dari enam burung, amfibia, dan reptilia dunia terdapat di Indonesia; satu dari sepuluh tumbuhan dunia terdapat di Indonesia (Kartawinata dan Whitten, 1991). Indonesia juga memiliki keanekaragaman ekosistem yang lebih besar dibandingkan dengan kebanyakan negara tropika lainnya. Sejarah geologi dan geomorfologinya yang beranekaragam, dan kisaran ikim dan ketinggiannya telah mengakibatkan terbentuknya banyak jenis hutan daratan dan juga hutan rawa, sabana, hutan bakau dan vegetasi pantai lainnya (Whitmore, 1984), gletsyer, danau-danau yang dalam dan dangkal, dan lain-lain.
Semua kepentingan dan keunikan geologi Indonesia ini timbul karena latar belakang perkembangan tektonik wilayah Nusantara. Di sinilah wilayah tempat saling bertemunya tiga lempeng besar dunia : Eurasia – Hindia-Australia – Pasifik yang menghasilkan deretan busur kepulauan dan jajaran gunungapi, tanah yang subur, pemineralan yang kaya dan khas, pengendapan sumber energi yang melimpah, rupabumi yang dahsyat, dan aneka kehidupan yang menakjubkan.
Mari kita cintai alam Nusantara yang luar biasa ini, Indonesia, Tanah Air kita sendiri !