Para sejarawan Indonesia dan penggemar sejarah Indonesia pasti mengenal nama ini, Robert Cribb, seorang ahli sejarah dan politik Indonesia dari Australia yang sering datang ke Indonesia untuk mengadakan penelitian dan bekerja di beberapa negara terkait sejarah dan politik Indonesia. Kini Prof. Robert Cribb adalah senior fellow di Australian National University di Canberra.
Minat penelitian Robert Cribb akan sejarah Indonesia berfokus pada kekacauan politik, identitas nasional, politik wilayah dan geografi historis. Minatnya yang tertulis terakhir itu dibuktikan oleh bukunya yang terkenal, Historical Atlas of Indonesia (2000) (yang edisi terakhirnya dilengkapi oleh media interaktif). Buku-bukunya yang lain yang terkenal misalnya: Gangsters and Revolutionaries, The Late Colonial State in Indonesia, atau The Indonesian Killings of 1965-1966.
Bersama Audrey Kahin, Robert Cribb menulis buku Historical Dictionary of Indonesia (2004).
Audrey Kahin adalah seorang ahli sejarah dan politik Asia Tenggara dari Cornell University dan selama lebih dari 20 tahun pernah bekerja sebagai redaktur pelaksana atau penyunting jurnal2 Asia Tenggara dan Indonesia di Cornell University serta menulis atau menyunting buku-buku di bidang peminatannnya itu, misalnya: Rebellion to Integration (1999) atau menulis Subversion as Foreign Policy (1995) bersama George Kahin).
Kamus Sejarah Indonesia tulisan Cribb dan Kahin (2004) baru diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Komunitas Bambu dan dipublikasi pada Juli 2012. Sebuah kamus sejarah Indonesia yang baik, yang setahu saya belum ada buku sejenis yang ditulis oleh para sejarawan Indonesia. Robert Cribb sebenarnya menulis buku ini pertama kali tahun 1992, kemudian karena banyak sekali perubahan politik dalam sepuluh tahun terakhir sejak kamus itu diterbitkan, maka Cribb mengajak Audrey untuk merevisi kamusnya itu, memasukkan hal-hal terbaru dalam peristiwa politik Indonesia.
Robert Cribb dan Audrey Kahin sama-sama memiliki ketertarikan yang sangat kuat terhadap Indonesia, yang sering mereka datangi dan jelajahi, dan mereka juga piawai menyampaikan analisis mereka kepada orang lain dalam bentuk publikasi-publikasi yang mudah dicerna. Analisis-analisis yang tajam, jelas, dan mudah dicerna adalah gaya penulisan mereka.
Setelah membaca beberapa lema (entry) dari total sekitar 800 lema, saya berpendapat bahwa Robert Cribb dan Audrey Kahin telah menulis kamus sejarah Indonesia yang sangat baik. Informasi setiap lema padat dan kuat, terkait tokoh, tempat dan organisasi, juga hal-hal tentang ekonomi, budaya serta politik. Informasi yang tercantum di dalam setiap lema diramu berasal dari sumber2 sejarah kuno Indonesia sampai referensi2 kontemporer. Banyak hal baru yang akan membuat kita tercengang ketika membaca kamus ini, sebab informasi tersebut selama ini tersimpan dan susah diakses kalau bukan oleh para sejarawan atau politisi profesional yang memang punya saluran akses. Mengumpulkan informasi-informasi itu ke dalam satu buku yang padat tentu hal yang sangat istimewa.
Keistimewaan kamus ini juga adalah bahwa setiap lema mencantumka referensi-referensi dari mana informasi lema ini berasal. Maka informasi setiap lema bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, dan bila kita tertarik dengan keterangan yang lebih detail bisa mengacu kepada referensi2 itu. Sebanyak hampir 1500 referensi digunakan untuk menyusun kamus ini. Maka kamus sejarah ini sungguh sebuah pekerjaan besar.
Tebal kamus 71 halaman pengantar ditambah 711 halaman lema-lema kamus, sehingga total hampir 800 halaman. Buku berjilid keras dengan tinggi buku 25 cm. Harga buku tanpa discount Rp 250 ribu, relatif murah, dibandingkan bentuk bukunya yang menarik, apalagi isinya yang luar biasa. Kalau ada pameran buku, dan buku ini ada di pameran, biasanya Komunitas Bambu akan memberikan potongan harga yang lumayan. Sebuah referensi sangat berharga bagi penelitian sejarah Indonesia.***