Oleh: Awang H. Satyana
Cekungan belakang busur adalah cekungan sedimen yang terletak di belakang busur volkanik, yaitu di sisi dekat benua. Pasangannya adalah cekungan depan busur (forearc basin) yang berada di sisi dekat samudera.
Cekungan belakang busur (volkanik) tentu baru ada setelah jalur volkanik ada sebab jalur volkanik inilah yang menjadi referensi namanya. Cekungan ini penting untuk Indonesia sebab cekungan2 penghasil hidrokarbon terbesar di Indonesia adalah dari tipe ini: Cekungan Sumatra Utara, Sumatra Tengah, Sumatra Selatan, Sunda-Asri, Jawa Baratlaut, dan Jawa Timurlaut. Tetapi harus berhati2, sebab cekungan2 ini baru jelas (proper) menjadi cekungan belakang busur setelah Neogen.
Jadi bila kita mempelajari suatu cekungan lihatlah riwayat cekungan sejak terbentuknya sampai saat ini, sebab tipe cekungan akan memengaruhi sistem hidrokarbonnya.
Dari berbagai literatur, cekungan belakang busur ada tiga tipe: 1. kontraksi, 2. ekstensi, dan 3. stabil.
Pada tipe KONTRAKSI, cekungan tak jelas terbentuk sebab terkompresi menjadi jalur lipatan dan sesar (fold-thrust belt) atau tinggian batuan dasar. Ini suka disebut Andean-type backarc.
Pada tipe EKSTENSI, cekungan belakang busur jelas terlihat. Bila ekstensi hanya membuat kerak benua retak-retak sebagai horst dan graben, maka cekungan ini berbatuan dasar kerak benua, tetapi bila ekstensi berhasil membuat kerak benua retak sampai memisah kemudian terjadi pemekaran dasar samudera, maka dasar cekungan ini adalah kerak samudera. Ini suka disebut Mariana-type backarc.
Pada tipe STABIL, bisa berasal dari tipe kontraksi atau ekstensi, tetapi kemudian berhenti menjadi stabil karena terjadi perubahan gerakan lempeng di sekitarnya. Ini suka disebut Japan-type backarc.
Kapan terbentuk tipe-tope tersebut, semuanya dikontrol oleh kinematika gerak lempeng, yaitu vektornya (arah dan kecepatan lempeng bergerak)
Tipe KONTRAKSI akan terbentuk bila arah gerakan lempeng benua (sebagai overriding plate, atau lempeng di atas) menuju zona subduksi dan kecepatannyan lebih tinggi daripada kecepatan gerakan rollback subducted plate/slab. Pada kondisi ini cekungan belakang busur akan terkompresi.
ROLLBACK adalah gerakan ‘guling ke belakang’ lempeng samudera yang menunjam menjauhi benua yang menyebabkan bidang subduksi menjadi semakin curam. ROLLBACK akan terjadi pada lempeng samudera yang tua dan bergerak pelan.
Tipe EKSTENSI akan terbentuk terutama bila kecepatan rollback subducted plate lebih tinggi daripada kecepatan lempeng di atasnya (overriding plate), apakah lempeng di atas ini bergerak menjauhi zona subduksi atau mendekati zona subduksi. Pada kondisi ini cekungan belakang busur aktif membuka.
Tipe STABIL akan terbentuk terutama bila kecepatan rollback subducted plate sama dengan kecepatan gerakan lempeng di atasnya (overriding plate), baik arah gerakan lempeng ini mendekati atau menjauhi zona subduksi. Pada kondisi ini cekungan belakang busur berhenti membuka.
Satu cekungan belakang busur dapat berubah-ubah tipenya sepanjang evolusinya, bergantung kepada pola konvergensi lempeng di sekitarnya.
Mengacu kepada tiga tipe di atas, apakah tipe cekungan belakang busur dari Sumatra sampai Jawa itu? Harus diingat bahwa semua rifting yang mengawali semua cekungan ini terjadi pada saat Paleogen, sekitar Eosen-Oligosen awal, pada saat cekungan2 ini belum menjadi ‘proper backarc basin’ dan harus diingat pula bahwa cekungan2 ini pada Neogen secara isostatik tenggelam mengkompensasi jalur volkanik di sebelah luarnya. Silakan dipikirkan…