Oleh: Awang H. Satyana
Maaf, saya menyapa dulu Han van Gorsel, seorang ahli biostratigrafi kenamaan yang kini aktif meneliti literatur-literatur geologi Indonesia.
“Pak Han, this posting discusses Tan Sin Hok. I am sure you do know him and you understand my posting. I could not trace his publications post world war II. Could you contribute this posting by telling further about Tan Sin Hok based on your compilation on Indonesia’s geologic literatures? Thank you.”
—————————————————————–
Posting ini janji saya kepada Dr. Munasri (ahli fosil radiolaria, LIPI) untuk menampilkan profil Tan Sin Hok, seorang ahli mikropaleontologi ternama semasa zaman Belanda di Indonesia. Mikropaleontologi adalah suatu ilmu yang memelajari paleontologi (ilmu kehidupan purba) berdasarkan fosil-fosil kecil (mikro) khususnya foraminifera. Dan Tan Sin Hok kelihatannya punya spesialis foraminifera besar, secara khusus lagi genus Spiroclypeus dan Lepidocyclina.
Lampiran dalam posting ini saya ambil dari buku “Tokoh-Tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia” (Setyautama, 2008, Kepustakaan Populer Gramedia).
Tan Sin Hok hidup sezaman dengan van Bemmelen, ahli geologi Belanda kenamaan. Mereka berkarya bersamaan, van Bemmelen juga banyak menggunakan hasil penelitian mikropaleontologi Tan Sin Hok untuk menyusun sintesis geologi Indonesia dalam bukunya The Geology of Indonesia (1949). Tan Sin Hok dan van Bemmelen juga pada saat Jepang berkuasa di Indonesia sama-sama masuk interniran (semacam kamp konsentrasi) Jepang di Cimahi pada tahun 1944. Padahal, Tan Sin Hok bukan orang Belanda, tetapi orang Tionghoa, hanya memang ia bekerja di kantor Belanda sebagai ahli mikropaleontologi.
Sekitar 25 laporan penelitian yang dipublikasikan dalam berbagai jurnal saat itu (sebelum Jepang datang) telah ditulis oleh Tan Sin Hok, kebanyakan meliputi pembahasan tentang foraminifera besar. Meskipun demikian ada juga dua karya tulisnya yang membahas radiolaria (Tan Sin Hok, 1931; 1935). Sebagian besar publikasinya ditulis dalam bahasa Belanda dan Jerman.
Setelah Indonesia merdeka, van Bemmelen bermukim di Belanda dan Swiss, dan tak pernah kembali lagi ke Indonesia. Bukunya tentang geologi Indonesia juga ditulis dan diterbitkan dari Belanda. Tan Sin Hok, tak ada beritanya lagi, tidak terlacak lagi publikasi-publikasinya setelah itu.
Tetapi mungkin Dr. Han van Gorsel, ahli biostratigrafi kenamaan dan sangat aktif meneliti publikasi-publikasi geologi Indonesia mengetahui riwayat Tan Sin Hok setelah itu. Silakan Pak Han.***