043. Fieldtrip ke Gawir Sesar Watukosek dan “Lusi” (Jumat 22 Februari 2013)

Oleh: Awang H. Satyana

lusi

Sepulang hari Minggu sore dari menemani kawan2 Geotrek Indonesia ke Pacitan, saya langsung ke Surabaya dari Solo. Di Surabaya saya menemani sepuluh kawan geologists dan geophysicists dari berbagai oil companies di Jakarta belajar tektonik dan geologi struktur untuk eksplorasi hidrokarbon di Indonesia. Setengah hari terakhir digunakan belajar di lapangan untuk menerapkan diskusi2 yang telah dilakukan di ruang kelas.

Jumat siang-sore, kami pergi ke Bukit Watukosek di selatan Sungai Porong, lalu masuk ke area lumpur “LUSI” di sisi selatan dan utaranya. Semua yang kami lakukan adalah untuk mencari data, bukti dan belajar di lapangan tentang sesar besar atau patahan mendatar Watukosek. Beruntung, kami ditemani oleh dua orang geologist yang sehari-harinya meneliti LUSI: Handoko Wibowo dan Prof. Dr. Hardi Prasetyo. Pak Handoko dan Pak Hardi bekerja untuk BPLS (Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo, Pak Hardi adalah WaKa BPLS). Kepada kami ditunjukkan bagaimana patahan Watukosek yang besar itu telah membuat lumpur LUSI yang mengering terbelah, terangkat, tergeser, terlipat dan terpatahkan.

Patahan Watukosek adalah patahan besar tempat banyak gununglumpur berlokasi di atasnya, mulai dari LUSI di selatan Sidoarjo, Jawa Timur sampai Tasek Bugel di Bangkalan Madura.

LUSI adalah “mud volcano in the making”. Gununglumpur yang sedang terjadi, laboratorium alam paling baik untuk belajar tentang mud volcanism. Dan kini makin banyak data dan bukti terkumpul bahwa LUSI berkaitan erat dengan reaktivasi Sesar Watukosek yang regional.

Foto di bawah menunjukkan sepuluh kawan geologist & geophysicist saya berfoto bersama Prof. Dr. Hardi Prasetyo di depan LUSI di sisi utara dan retakan besar patahan mendatar Watukosek berarah BD-TL yang retakannya dialiri kali limpahan air berlumpur dari LUSI.

Dalam kasus LUSI, para geologist harusnya berpikir berdasarkan analisis ruang dan waktu yang benar, mengumpulkan data dan fakta, mencernanya, menganalisisnya, membangun hipotesis, mengujinya di lapangan. Bukan dengan banyak bicara tanpa data dan penelitian yang detail, apalagi mempolitisasinya. LUSI bukan barang politik, ia gununglumpur !

Awang Satyana's photo.
Awang Satyana's photo.

Tinggalkan komentar